Wednesday, November 10, 2010

Musibah sebagai rahmat terselubung

Alhamdulillah, selaut syukur dipanjangkan buat Dia, Dia jua yang memlimpahkan rezeki tak putus-putus tanpa kita pinta. Limpahan kurniaan rahmatNya teramatlah banyak dan tidak terkira nilai jumlahnya. Dari setiap detik jantung bergerak, setiap pernafasan yang turun dan naik, setiap kaki dan tangan bergerak semuanya adalah dari Dia. Moga kita terus menjadi hambaNya yang bersyukur.

Semalam ketika baca buku Bibir Tersenyum, Hati Menangis, saya tertarik dengan perkongsian penulis bagaimana beliau menggambarkan ujian, dugaan dan kesulitan hidup mempunyai falsahfah agung yang perlu kita fahami. Muhammad Muhyiddin (2010) mengajak pembaca untuk merenungi dan mengamati burung-burung yang berterbangan di angkasa.

Bagaimana burung hendak mengajarkan terbang kepada anak-anaknya, dia membawa anak-anaknya keluar dari sarangnya, dan menggendongnya di udara, lalu dengan tiba-tiba dia melepaskan anak-anaknya dari ketinggian. Anak-anak burung itu pun berusaha sekuat tenaga mengibas-ngibaskan sayapnya hingga letih. Bila anak-anak burung itu hendak jatuh ke tanah kerana keletihan, maka dengan cepat ibunya akan menyelamatkannya di atas sayapnya. Beberapa saat kemudian,ibunya pun kembali menjatuhkannya dari ketinggian, dan anak-anak burung itu pun kembali berusaha mengibas-ngibaskan sayapnya ke atas dan ke bawah hingga keletihan. Manakala anak-anak burung itu benar-benar telah letih, maka dengan segera ibunya pun mendudukkannya di atas sayapnya kembali. Demikian yang dilakukan oleh ibu berulang-ulang kali hingga anak-anaknya benar-benar dapat terbang (p. 202).


Apa yang boleh saya intepretkan di sini adalah keletihan anak burung itu sebenarnya mampu membuahkan kekuatan fizikal pada sayapnya dan juga kekuatan internal pada dirinya. Begitu juga dengan manusia, bilamana Allah menenggelamkan hambaNya yang soleh dengan pelbagai musibah, ia akan membuatkan kita bangun, sedar dan kuat. Hebatnya Allah, dengan perumpamaan burung ini Dia mahu kita berfikir. Masha-Allah. Memang masha-Allah. Tidak ada yang maujud di alam ini kecuali di sana ‘terlihat’ kebesaran Allah. Di sini, tertimbul kepasrahan dan keyakinan bahwa Allah sajalah yang mentarbiyyah (mendidik) semua mahluk dengan ilmu-Nya, Allah sajalah yang menjamin rezeki kita dan Allah sajalah yang memenuhi hajat hidup semua mahluknya. Wallahu’alam. Sekadar renungan bersama.

2 comments:

Hiromi Ichiban said...

thanx 4 the pengisian.
moga bermanfaat untuk semua...

Safi ArRahman said...

InsyaAllah..ameen...

Fafiru Ilallah - Larilah Pada Allah
-JASAD DI DUNIA, TAPI HATI DI AKHIRAT-
Blog Widget by LinkWithin